Pekerjaan sosial merupakan profesi yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan manusia. Profesi ini merupakan seni pertolongan melalui upaya membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan komunitas dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial.
Dalam praktiknya, pekerja sosial memiliki tanggung jawab yang luas dan kompleks, karena mereka berperan dalam menangani persoalan yang tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga berkaitan dengan sistem sosial yang lebih besar. Oleh karena itu, praktik pekerjaan sosial perlu dikategorikan berdasarkan tingkat intervensinya agar pekerja sosial dapat bekerja secara efektif dan tepat sasaran.
Menurut Charles Zastrow (2017) dalam bukunya Introduction to Social Work and Social Welfare: Empowering People (edisi ke-12e), praktik pekerjaan sosial dapat dibedakan menjadi tiga level utama, yaitu mikro, meso, dan makro.
Pada level mikro, pekerja sosial berinteraksi langsung dengan individu, level meso berfokus pada keluarga dan kelompok kecil, sedangkan level makro berorientasi pada lembaga, organisasi, serta perubahan kebijakan sosial.
Zastrow juga menjelaskan tujuh bentuk kegiatan spesifik dalam praktik pekerjaan sosial yang mencerminkan ketiga level tersebut, yaitu social casework, case management, group work, group therapy, family therapy, community organization, dan administration. Berikut sajiannya. Selamat membaca!
Social Casework (Kasus Sosial Individual) / Micro
Social casework adalah bentuk praktik pekerjaan sosial yang dilakukan secara individual (level mikro), dengan tujuan membantu seseorang mengatasi masalah pribadi maupun sosialnya. Pekerja sosial dalam peran ini berupaya membantu klien menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau mengatasi tekanan sosial dan ekonomi yang memengaruhi kesejahteraannya.
Praktik ini meliputi berbagai kegiatan seperti memberikan konseling kepada remaja yang kabur dari rumah, membantu pengangguran mencari pelatihan kerja, mendampingi individu yang menghadapi penyakit terminal, hingga menangani kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dalam konteks ini, pekerja sosial menggunakan pendekatan empatik, analitis, dan solutif untuk membantu klien memahami situasi mereka serta mengembangkan strategi pemecahan masalah secara mandiri.
Case Management (Manajemen Kasus) / Micro
Case management merupakan bentuk praktik yang menggabungkan fungsi koordinasi dan pelayanan langsung terhadap klien. Pekerja sosial yang berperan sebagai case manager bertanggung jawab untuk menilai kebutuhan klien, merencanakan intervensi, menghubungkan klien dengan sumber daya yang relevan, serta memastikan bahwa layanan diberikan secara tepat waktu dan berkesinambungan.
Peran ini banyak dijumpai di berbagai konteks, seperti lembaga peradilan anak, panti rehabilitasi, lembaga pelatihan kerja, maupun pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas. Seorang case manager tidak hanya memberikan konseling, tetapi juga bertindak sebagai penghubung, pengawas, advokat, dan koordinator agar berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan dapat bekerja secara terpadu dan efektif.
Group Work (Kerja Kelompok Sosial) / Messo
Group work dilakukan pada level meso, yang berfokus pada pengembangan kemampuan sosial, emosional, dan intelektual individu melalui kegiatan kelompok. Tujuannya bukan semata-mata terapi, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran sosial, peningkatan partisipasi, dan dukungan bersama antaranggota kelompok.
Kegiatan kerja kelompok dapat meliputi pelatihan keterampilan sosial, kegiatan rekreasi, seni, diskusi topik sosial, hingga kelompok yang bertujuan mendorong solidaritas lintas budaya. Melalui group work, pekerja sosial berperan sebagai fasilitator yang mendorong partisipasi aktif anggota kelompok untuk saling belajar dan memperkuat kapasitas diri mereka dalam menghadapi permasalahan sosial.
Group Therapy (Terapi Kelompok) / Messo
Group therapy adalah pendekatan yang lebih terfokus pada aspek terapeutik dan psikososial dari interaksi kelompok. Dalam terapi ini, individu yang mengalami masalah emosional, perilaku, atau sosial difasilitasi untuk saling berbagi pengalaman dan memperoleh dukungan dari sesama anggota.
Keunggulan terapi kelompok dibandingkan konseling individu adalah adanya prinsip helper therapy, yaitu kondisi di mana membantu orang lain justru memberikan efek terapeutik bagi diri sendiri. Tekanan positif dari kelompok juga dapat mempercepat proses perubahan perilaku. Group therapy banyak diterapkan untuk individu dengan masalah seperti depresi, kecanduan alkohol atau narkoba, trauma akibat kekerasan, serta gangguan hubungan interpersonal.
Family Therapy (Terapi Keluarga) / Messo
Family therapy merupakan bentuk group therapy yang berfokus pada interaksi dan dinamika dalam keluarga. Tujuannya adalah membantu keluarga mengatasi konflik, memperbaiki komunikasi, dan memperkuat relasi antaranggota keluarga.
Permasalahan yang sering ditangani melalui family therapy meliputi konflik antara orang tua dan anak, perbedaan nilai, perilaku menyimpang, pembagian peran rumah tangga, hingga ketegangan antargenerasi. Dalam praktiknya, pekerja sosial berperan sebagai fasilitator netral yang membantu keluarga memahami akar permasalahan dan membangun pola interaksi yang lebih sehat dan produktif.
Community Organization (Mengorganisasi Komunitas) / Macro
Pada level makro, praktik pekerjaan sosial mencakup kegiatan community organization, yaitu upaya untuk memberdayakan komunitas/masyarakat agar mampu mengidentifikasi, merencanakan, dan memecahkan masalah sosial secara kolektif. Tujuan utamanya adalah meningkatkan partisipasi warga dan mengembangkan kapasitas komunitas dalam memenuhi kebutuhan sosial, kesehatan, dan kesejahteraan mereka.
Peran pekerja sosial dalam kegiatan ini meliputi pengorganisasian masyarakat, membangun jejaring antar lembaga, melakukan penelitian dan perencanaan sosial, serta menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Dalam konteks modern, istilah community organization sering digunakan bergantian dengan social planning, policy development, atau macro practice, yang semuanya menekankan pada perubahan sosial yang lebih luas dan berkelanjutan.
Administration (Administrasi dan Manajemen Sosial) / Macro
Administration dalam pekerjaan sosial berkaitan dengan fungsi manajerial dalam lembaga layanan sosial. Pekerja sosial yang berada pada posisi ini bertanggung jawab dalam merancang, mengarahkan, dan mengevaluasi program-program sosial agar berjalan efektif dan sesuai tujuan organisasi.
Kegiatan administratif meliputi penetapan tujuan program, analisis kondisi sosial masyarakat, perekrutan dan supervisi staf, pengelolaan keuangan, serta pengembangan sistem layanan yang efisien. Selain itu, administrator juga berperan dalam memastikan kebijakan sosial dapat diterjemahkan menjadi pelayanan nyata bagi masyarakat. Dengan demikian, peran administrasi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga strategis dalam memastikan keberlanjutan lembaga sosial.
Penutup
Tiga level praktik pekerjaan sosial, mikro, meso, dan makro, menunjukkan bahwa profesi ini mencakup spektrum yang luas, mulai dari pelayanan langsung kepada individu hingga pengelolaan dan perubahan kebijakan sosial.
Ketujuh bentuk praktik yang dijelaskan oleh Zastrow (2017) menggambarkan bagaimana pekerja sosial dapat berperan secara fleksibel sesuai kebutuhan dan konteks sosial yang dihadapi. Dengan memahami ketiga level dan tujuh bentuk praktik ini, mahasiswa dan praktisi pekerjaan sosial diharapkan mampu mengintegrasikan nilai, keterampilan, dan strategi kerja profesional dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Demikian sajian artikel mengenai "Praktik Pekerjaan Sosial Mikro Meso dan Makro, Apa itu?" Apabila pembaca ingin menanggapi dan memberikan tambahan edukasi dipersilahkan untuk berbagi ke kolom komentar. Segala pembahasan yang kami tulis ini kami ambil dari sumber rujukan ilmiah yang bisa pembaca saksikan di bagian referensi. Terima kasih.
Referensi
- Zastrow, Charles. (2017). Introduction To Social Work and Social Welfare: Empowering People (12e). Boston: Cengage Learning.
