Nilai dan Etika Pekerjaan Sosial Menurut Zastrow, Apa Saja?

Pekerjaan sosial merupakan profesi yang berlandaskan pada nilai kemanusiaan dan etika yang kuat. Dalam praktiknya, pekerja sosial tidak hanya membantu individu menyelesaikan masalah pribadi, tetapi juga memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat secara luas. 

Nilai dan etika menjadi fondasi moral yang membimbing setiap langkah profesional agar tetap berpihak pada kemanusiaan, menghormati martabat individu, serta memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak menimbulkan ketidakadilan baru.

Charles Zastrow, dalam bukunya Introduction to Social Work and Social Welfare: Empowering People (edisi ke-12, 2017), menguraikan delapan nilai dan etika pekerja sosial yang utamanya diterapkan, yang menjadi pedoman dalam pelayanan sosial. 

Nilai-nilai ini menggambarkan bagaimana seorang pekerja sosial harus bersikap, berpikir, dan bertindak dalam menghadapi situasi-situasi kompleks yang seringkali penuh dilema. Selamat membaca! 

1. Respect for the Dignity and Uniqueness of the Individual

Nilai ini menekankan bahwa setiap individu memiliki martabat dan keunikan yang harus dihormati. Dalam konteks pekerjaan sosial, nilai ini sering disebut individualization, yaitu memperlakukan setiap orang secara unik tanpa menggeneralisasi. 

Pekerja sosial perlu menghargai perbedaan latar belakang, nilai, dan pengalaman klien. Sikap hormat bukan berarti menyetujui perilaku menyimpang, melainkan menerima klien sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berubah. Tanpa sikap penerimaan ini, hubungan bantuan tidak akan terjalin secara efektif.

2. Clients’ Right to Self-Determination

Prinsip self-determination mengajarkan bahwa klien memiliki hak untuk membuat keputusan atas hidupnya sendiri selama tidak melanggar hak orang lain. Pekerja sosial berperan sebagai fasilitator, bukan pengendali kehidupan klien. 

Nilai ini menuntut profesional untuk memiliki etika menghormati pilihan klien meskipun keputusan tersebut mungkin berbeda dengan pandangan pribadi pekerja sosial. Dalam praktiknya, pekerja sosial perlu membimbing klien mengenali alternatif tindakan dan membantu mereka bertanggung jawab atas konsekuensi pilihannya.

3. Confidentiality

Kerahasiaan (confidentiality) merupakan dasar kepercayaan dalam hubungan profesional. Pekerja sosial wajib menjaga informasi pribadi klien agar tidak disebarluaskan tanpa izin. Namun, kerahasiaan bersifat relatif, bukan mutlak, karena dalam kondisi tertentu pekerja sosial harus melaporkan informasi kepada pihak berwenangmisalnya ketika ada ancaman terhadap keselamatan diri klien atau orang lain. 

Dengan berkembangnya teknologi informasi, menjaga kerahasiaan juga berarti melindungi data digital klien agar tidak disalahgunakan.

4. Advocacy and Social Action for the Oppressed

Pekerjaan sosial tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk memperjuangkan hak kelompok tertindas. Prinsip ini mendorong pekerja sosial menjadi advocate, mereka yang bersuara untuk keadilan sosial, kesetaraan, dan penghapusan diskriminasi. 

Tugas advokasi dapat dilakukan melalui edukasi publik, kampanye kebijakan, atau keterlibatan langsung dalam aksi sosial. Dengan demikian, pekerjaan sosial berperan aktif dalam perubahan struktural masyarakat.

5. Accountability

Akuntabilitas berarti pekerja sosial bertanggung jawab terhadap kualitas dan efektivitas pelayanan yang diberikan. Pekerja sosial harus mampu menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan memiliki dampak positif bagi klien maupun masyarakat. 

Zastrow menekankan pentingnya management by objectives (MBO), yaitu menetapkan tujuan terukur, memantau hasil, dan mengevaluasi keberhasilan. Dengan akuntabilitas, profesi sosial dapat mempertahankan kepercayaan publik dan menunjukkan integritasnya sebagai profesi ilmiah.

6. The Institutional Orientation

Prinsip ini menekankan bahwa sistem kesejahteraan sosial harus bersifat institusional, bukan sekadar residual. Artinya, layanan sosial bukan hanya untuk mereka yang gagal secara ekonomi, tetapi menjadi hak dasar bagi seluruh warga negara. 

Pekerja sosial mendukung pandangan bahwa negara memiliki tanggung jawab menyediakan jaminan sosial, perlindungan, dan kesempatan bagi semua orang untuk berkembang secara optimal. Pandangan ini menolak gagasan “individualisme ekstrem” yang mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap kelompok rentan.

7. Respect for the Spiritual and Religious Beliefs of Others

Pekerja sosial dituntut untuk sensitif terhadap nilai-nilai spiritual dan keagamaan klien. Agama dan spiritualitas seringkali menjadi sumber kekuatan bagi individu dalam menghadapi krisis hidup. Oleh karena itu, pekerja sosial perlu memahami dan menghormati sistem kepercayaan yang berbeda tanpa memaksakan pandangan pribadi. 

Sikap toleran dan terbuka terhadap perbedaan keyakinan sangat penting agar hubungan bantuan tetap profesional dan penuh empati.

8. Promoting Social and Economic Justice, and Safeguarding Human Rights

Nilai ini menegaskan tanggung jawab pekerja sosial dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi kelompok yang terpinggirkan. Pekerja sosial harus memahami akar struktural dari ketidakadilan seperti kemiskinan, diskriminasi, dan penindasan serta berupaya mengubah sistem sosial yang melanggengkannya. 

Upaya ini mencakup pemberdayaan masyarakat, kebijakan inklusif, dan pendekatan partisipatif yang memastikan hak setiap orang terpenuhi tanpa diskriminasi.

Penutup

Nilai dan etika pekerja sosial merupakan kompas moral yang membimbing pekerja sosial dalam menjalankan perannya secara profesional dan huamnis. Delapan nilai yang dijabarkan mencerminkan keseimbangan antara tanggung jawab individu, sosial, dan institusional dalam menghadapi persoalan kemanusiaan. 

Di tengah perubahan sosial dan kemajuan teknologi, nilai-nilai ini tetap relevan untuk memastikan bahwa praktik pekerjaan sosial tidak kehilangan ruh utamanya: menghormati martabat manusia, memperjuangkan keadilan sosial, dan melindungi hak asasi setiap orang. 

Dengan berpegang pada prinsip ini, pekerja sosial dapat menjadi agen perubahan yang berintegritas dan berpihak pada kemanusiaan. Demikian  artikel kami "Nilai dan Etika Pekerjaan Sosial Menurut Zastrow, Apa Saja?" Terima kasih.

Referensi

  1. Zastrow, Charles. (2017). Introduction To Social Work and Social Welfare: Empowering People (12e). Boston: Cengage Learning.

Dikelola oleh Aryohaji Istyawan, S.Tr.Sos., Mahasiswa Magister Terapan.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon