Peran Pekerja Sosial Menurut Zastrow, Apa Saja?


Pekerjaan sosial merupakan profesi yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat melalui pemberdayaan serta perubahan sosial. Seorang pekerja sosial tidak hanya berfungsi sebagai penolong dalam situasi krisis, tetapi juga sebagai agen perubahan yang berupaya menciptakan tatanan sosial yang lebih adil dan inklusif. 

Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja sosial memegang berbagai peran yang disesuaikan dengan konteks permasalahan, kebutuhan klien, dan tujuan intervensi sosial yang dilakukan. Menurut Charles Zastrow dalam bukunya “Introduction to Social Work and Social Welfare: Empowering People” edisi ke-12e (2017:66–68), terdapat 13 peran utama yang dapat dijalankan oleh pekerja sosial. 

Setiap peran menuntut keterampilan, pengetahuan, dan nilai profesional yang khas, agar pekerja sosial mampu bekerja secara efektif pada berbagai tingkatan praktik baik individu, keluarga, kelompok, organisasi, maupun komunitas. Berikut penjelasan masing-masing peran tersebut. Selamat membaca!

1. Enabler (Pemungkin)

Dalam peran ini, pekerja sosial membantu individu atau kelompok untuk mengidentifikasi kebutuhan, memahami masalah yang dihadapi, serta menemukan strategi pemecahan yang sesuai. Tujuannya adalah agar klien mampu mengembangkan kapasitas diri dalam mengatasi persoalannya secara mandiri. 

Pendekatan ini sering digunakan dalam konseling, baik terhadap individu, keluarga, maupun kelompok yang membutuhkan fasilitasi, serta dalam kerja komunitas ketika masyarakat didorong untuk mengorganisasi diri mereka sendiri.

2. Broker (Perantara Layanan)

Sebagai broker, pekerja sosial bertugas menghubungkan individu atau kelompok yang membutuhkan bantuan dengan layanan yang tersedia di masyarakat. Ia berfungsi sebagai penghubung antara klien dan lembaga pelayanan sosial, seperti rumah aman bagi korban kekerasan, lembaga pelatihan kerja, atau layanan kesehatan mental. Peran ini penting karena sering kali klien tidak mengetahui sumber-sumber pertolongan yang ada di lingkungannya.

3. Advocate (Advokat atau Pembela Hak)

Dalam peran advocate, pekerja sosial bertindak sebagai pembela hak-hak klien atau kelompok warga yang kurang berdaya. Ia memperjuangkan agar institusi atau kebijakan yang ada dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. 

Pekerja sosial dalam peran ini dapat mengumpulkan data, menyusun argumen, dan melakukan advokasi untuk mengubah kebijakan yang diskriminatif atau menghambat akses terhadap layanan sosial. Tujuannya bukan untuk menyerang lembaga tertentu, melainkan mendorong perubahan kebijakan yang lebih adil.

4. Activist (Aktivis Sosial)

Sebagai aktivis, pekerja sosial berupaya melakukan perubahan sosial yang lebih luas, terutama dalam konteks ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Peran ini menekankan upaya mengalihkan sumber daya dan kekuasaan kepada kelompok yang termarginalkan melalui kegiatan seperti kampanye publik, mobilisasi warga, atau advokasi kebijakan sosial. 

Aktivis sosial juga berperan dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial yang membutuhkan perhatian bersama, melalui kegiatan edukasi publik, kampanye sosial, serta mobilisasi komunitas untuk mendorong perubahan sosial yang berkeadilan dan berkelanjutan.

5. Mediator (Penengah)

Pekerja sosial dalam peran mediator berfungsi membantu pihak-pihak yang sedang berselisih untuk mencapai kesepakatan bersama. Ia memfasilitasi komunikasi yang efektif, menjembatani perbedaan pendapat, dan membantu para pihak menemukan solusi yang saling menguntungkan. 

Mediasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti konflik keluarga, perselisihan antara tetangga, hingga sengketa antara lembaga dan masyarakat.

6. Negotiator (Negosiator)

Berbeda dengan mediator yang bersikap netral, seorang negotiator biasanya berpihak pada salah satu pihak yang diwakilinya. Pekerja sosial dalam peran ini berusaha mencapai kesepakatan atau kompromi yang adil melalui proses tawar-menawar. 

Peran ini sering digunakan ketika pekerja sosial mewakili kepentingan klien dalam pembahasan kebijakan, pembagian sumber daya, atau pengambilan keputusan institusional.

7. Educator (Pendidik)

Sebagai educator, pekerja sosial bertugas memberikan informasi dan mengajarkan keterampilan adaptif kepada klien atau masyarakat. Agar efektif, pekerja sosial harus menguasai materi serta mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan komunikatif. 

Contohnya adalah memberikan pelatihan keterampilan pengasuhan anak, mengajarkan teknik manajemen emosi, atau memberikan edukasi tentang hak-hak sosial dan hukum.

8. Initiator (Penggagas)

Dalam peran ini, pekerja sosial berfungsi sebagai penggagas atau pihak yang pertama kali mengidentifikasi dan mengangkat isu sosial tertentu. Ia mampu mengenali potensi masalah sebelum berkembang menjadi krisis. 

Misalnya, pekerja sosial dapat mengantisipasi dampak sosial dari rencana pembangunan kawasan yang dapat menggusur warga berpenghasilan rendah. Setelah masalah diidentifikasi, langkah berikutnya biasanya melibatkan peran lain seperti advokasi atau koordinasi layanan.

9. Empowerer (Pemberdaya)

Peran empowerer menekankan pada peningkatan kekuatan individu, keluarga, dan komunitas untuk memperoleh kendali atas kehidupan mereka sendiri. Pekerja sosial membantu klien memahami lingkungannya, membuat keputusan, serta mengambil tanggung jawab atas pilihan yang diambil. 

Fokus utamanya adalah memperkuat kapasitas klien untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan memperjuangkan keadilan sosial melalui distribusi sumber daya yang lebih merata.

10. Coordinator (Koordinator)

Sebagai coordinator, pekerja sosial mengatur dan menyinergikan berbagai sumber daya atau lembaga agar bekerja secara terpadu. Dalam kasus keluarga dengan berbagai permasalahan kompleks seperti ekonomi, hukum, dan kesehatan. 

Pekerja sosial perlu mengkoordinasikan berbagai instansi agar layanan yang diberikan tidak tumpang tindih atau saling bertentangan. Peran ini sering dijalankan dalam konteks case management atau manajemen kasus.

11. Researcher (Peneliti)

Pekerja sosial juga berperan sebagai researcher dengan melakukan penelitian untuk memahami fenomena sosial, menilai efektivitas intervensi, serta mengembangkan praktik yang berbasis bukti (evidence-based practice). 

Melalui penelitian, pekerja sosial dapat mengevaluasi program, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, dan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang relevan dengan konteks lokal.

12. Group Facilitator (Fasilitator Kelompok)

Dalam peran ini, pekerja sosial bertindak sebagai pemimpin atau fasilitator kegiatan kelompok. Ia membantu dinamika kelompok agar berjalan efektif, saling mendukung, dan mencapai tujuan bersama. 

Kelompok yang difasilitasi bisa berupa kelompok terapi, kelompok edukatif, kelompok dukungan diri (self-help group), atau kelompok keluarga. Peran ini menuntut keterampilan komunikasi interpersonal dan pemahaman terhadap dinamika kelompok.

13. Public Speaker (Pembicara Publik)

Pekerja sosial yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum dapat berperan sebagai public speaker untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang layanan sosial, kebijakan publik, atau isu-isu kesejahteraan sosial. 

Mereka sering diundang untuk berbicara di sekolah, organisasi masyarakat, lembaga pemerintah, atau media publik guna meningkatkan kesadaran sosial dan mendukung perubahan kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan.

Penutup

Demikian artikel kami yang bertajuk "Peran Pekerja Sosial Menurut Zastrow, Apa Saja?" Dapat simpulkan bahwa ketiga belas peran yang dikemukakan oleh Zastrow (2017) menunjukkan profesi pekerjaan sosial memiliki cakupan yang sangat luas dan dinamis. 

Pekerja sosial dituntut untuk mampu menyesuaikan perannya sesuai dengan kebutuhan situasi, karakteristik klien, dan konteks sosial yang dihadapi. Dengan memahami dan menguasai berbagai peran ini, pekerja sosial dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih berkeadilan, sejahtera, dan berdaya. Terima kasih.

Referensi

  1. Zastrow, Charles. (2017). Introduction To Social Work and Social Welfare: Empowering People (12e). Boston: Cengage Learning.

Dikelola oleh Aryohaji Istyawan, S.Tr.Sos., Mahasiswa Magister Terapan.

Share this

Add Comments


EmoticonEmoticon